Rabu, 13 April 2011

Sayyidina Hasan ra

Dipertengahan bulan Romadhon tahun ketiga Hijriyah kota Madinah dan khususnya kediaman Rosululloh SAW digembirakan dengan berita lahirnya cucu pertama baginda Rosululloh SAW. Putri tercinta beliau yaitu Siti Fathimah ra.melahirkan seorang putra yang akan meneruskan keturunan dari Rosululloh SAW.
        Seorang putra yang diberi nama Hasan, yang sekarang keturunannya banyak terdapat diberbagai negara dan dikenal dengan sebutan Syarif atau Asyrof
      Imam Bukhori meriwayatkan, pada suatu hari Rosululloh SAW bersabda :
اَِنَّ اِبْنِى هَذَا سَيِّدٌ وَسَيَصْلُحُ الله بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ عَظِيْمَتَيْنِ مِنَ المُسْلِمِين
             ( البخارى والترمذى وابو داود والنسائىوالطبرانى واحمد )         
        Sesungguhnya anakku ini adalah pemimpin dan Alloh melaluinya akan mendamaikan dua kelompok yang sangat besar dari kaum Muslimin.
                                                        ( HR. Bukhori, Thurmudhi dll )
        Demikian sabda Rosululloh SAW mengenai kebesaran dan keutamaan Sayyidina Hasan ra.
       Sayyidina Hasan ra. adalah putra pertama  Imam Ali bin Abi Thalib kw. dari istri beliau tercinta Al Batul Fathimah binti Rosulillah SAW. Beliau lahir dikota Madinah pada pertengahan bulan Romadhon tahun ketiga Hijriyah.
        Pada saat ibunya yaitu Siti Fathimah ra akan melahirkan  putra pertamanya itu, Rosululloh SAW berpesan kepada Asma’ binti Umais dan Ummu Salamah; Pergilah  (dampingilah)  Fathimah, dan apabila dia sudah melahirkan, maka Azanilah anaknya ditelinga kanannya dan igomatlah ditelinga kirinya. Dan ketahuilah bahwa anak yang sudah di azani dan di igomati seperti itu, maka anak tersebut akan terjaga dari Syaiton.
        Selanjutnya begitu Siti fathimah ra. melahirkan putranya, langsung apa yang dipesankan oleh Rosululloh SAW tsb, dikerjakan oleh Asma’ ra dan Ummu Salamah ra
        Tidak lama kemudian datanglah Rosululloh SAW, diangkatnya cucunya  sambil berdoa :
اَللّهُمَّ اِنِّى اُعِيْذُهُ بِكَ وَذُرِّيَتَهُ مِنَ الشّيْظَانِ الرَّجِيمْ
( البخارى والترمذى وابن ماجة واحمد )
 Ya Alloh aku perlindungkan dia dan keturunannya kepadamu  dari Syaiton yang terkutuk.
                                                       ( H R Bukhori, Thurmudhi dll )    
       Pada hari ketujuh dari kelahiran Sayyidina Hasan, Rosululloh SAW  datang ketempat  Sayyidina Ali kw dan bertanya, kalian beri nama siapa?. Mereka menjawab Harb. Kemudian Rosululloh SAW  berkata, jangan, namailah Hasan. Selanjutnya Rosululloh SAW berkata kepada putrinya; Hai Fathimah, cukurlah kepalanya, kemudian timbanglah rambutnya dengan perak dan sodagohkan.
      Begitu selesai dicukur kepalanya, Rosululloh SAW segera menggosok-gosokkan tangannya dikepala cucunya, sambil membaca doa.
      Diriwayatkan dari Sayyidina Ali kw.; ketika Hasan lahir dia saya beri nama Harb. Tapi setelah Rosululloh SAW datang, beliau berkata, tunjukan padaku anakku, kemudian beliau bertanya, kalian beri nama siapa?. Maka saya jawab Harb, kemudian Rosululloh SAW berkata, jangan, berilah nama Hasan.
      Putra Imam Ali kw ini sangat mirip dengan Rosululloh SAW. Dalam hal ini Imam Bukhori ra. meriwayatkan dari Ugbah bin Harith ra. sebagai berikut:
      Pada suatu hari Sayyidina Abubakar ra. setelah sholat asar, beliau keluar dari masjid dan berjalan bersama Sayyidina Ali kw. Diperjalanan  Sayyidina Abubakar melihat Al Hasan sedang bermain bersama teman-temannya. Kemudian diangkatnya Al Hasan diatas pundaknya sambil berkata; Sungguh dia mirip dengan Nabi SAW dan tidak mirip dengan Ali. Melihat dan mendengar perkataan Sayyidina Abubakar ra tsb, Sayyidina Ali kw tertawa.
      Sebenarnya banyak hadist yang menerangkan keutamaan Sayyidina Hasan ra, diantaranya apa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori ra. dan Imam Muslim ra. dari Sahabat Barro’ ra, dimana beliau berkata; Saya melihat Rosululloh SAW dan Hasan bin Ali diatas pundaknya, saat itu beliau  Rosululloh SAW bersabda:
اَللّهُمَّ اِنّى اُحِبُّهُ فَأَحِبَّهُ
(رواه البخارى والمسلم )
Ya Alloh aku mencintainya, maka cintailah dia.
                                                    ( H.R. Bukhori dan Muslim )    
         Juga diriwayatkan oleh  Imam Thurmudhi ra, dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata: Pada suatu ketika disaat Rosululloh Saw sedang mengangkat Hasan bin Ali, maka ada orang yang berkata; Alangkah baiknya naikan yang kau naiki hai anak. Maka Rosululloh SAW bersabda; Dan sebaik-baiknya yang menaiki (penumpang ) adalah dia.
                                                                           ( H.R.Thurmudhi )
       
   Diriwayatkan dari Sayyidina Abubakar ra, beliau berkata: Pada suatu hari Rosululloh SAW sholat bersama kami. Disaat beliau sedang sujud, maka datanglah Al Hasan yang saat itu masih kecil. Kemudian dia duduk diatas punggung Rosululloh SAW dan sesekali diatas pundaknya. Kemudian oleh Rosululloh SAW Al Hasan diangkat dan diturunkan pelan-pelan. Setelah selesai sholat, ada dari Sahabat yang bertanya; Ya Rosululloh kami melihatmu berbuat terhadap anak ini tidak sebagaimana biasanya, dan kami tidak pernah melihatmu berbuat semacam ini terhadap anak yang lain. Kemudian Rosululloh SAW bersabda:
اِنَّ هَذَا رَيْحَانَتِى وَاِنَّ اِبْنِى هَذَا سَيِّدٌ، وَعَسَى الله
اَنْ يُصْلِحَ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ مِنَ المُسْلِمِين
Sesungguhnya ini adalah kembang mekarku dan sesungguhnya anakku ini adalah pemimpin, semoga Alloh melaluinya akan mendamaikan antara dua kelompok dari Muslimin.
       
        Kecintaan Rosululloh SAW kepada Al Hasan ini luar biasa, maklum Al Hasan adalah cucu pertamanya yang beliau harapkan sebagai penerus perjuangannya. Sering baginda Rosululloh SAW datang ketempat Imam Ali kw untuk duduk-duduk bersama Siti Fathima ra dan anak-anaknya. Karenanya sejak kecil AlHasan dan saudara saudaranya sudah mendapat pendidikan langsung dari Rosululloh SAW, sehingga tidak diragukan lagi, bahwa mereka telah mewarisi sifat-sifat mulia baginda Rosululloh SAW.
         Namun kebersamaan  Rosululloh SAW bersama Al Hasan dan saudara saudaranya tidak berlangsung lama, karena ketika Al Hasan masih berumur tujuh  tahun, Rosululloh SAW meninggal dunia.
         Saat itu kota Madinah diliputi suasana berkabung, kediaman    Rosululloh  SAW  dan  Mas’jid  Nabawi dipenuhi  oleh  Muslimin yang berdatangan dari mana-mana, baik dari dalam kota maupun yang datang dari daerah-daerah  sekitar kota Madinah . Mereka berdatangan guna berta’ziah atas wafatnya pemimpin mereka. Mereka merasa sedih karena ditinggal oleh seorang yang mereka cintai, seorang panutan yang telah menyelamatkan mereka dari kemurkaan Alloh SWT.
       Kesedihan yang dirasakan oleh Siti Fathimah ra dan Imam Ali kw atas wafatnya Rosululloh SAW, juga dirasakan oleh Al Hasan. Maklum beliau sangat dekat dengan datuknya.
       Kini yang ada tinggal ibunya yaitu Sayyidatu Nisa’ Ahlil jannah dan sang ayah yang selalu menjaganya dan menjadi panutannya. Sang ayah yang dikenal oleh masyarakat sebagai orang yang berilmu tinggi dan pembrani. Seorang pahlawan yang telah mengalahkan pendekar-pendekar kuffar. Seorang yang dalam sejarah Islam dikenal mempunyai keistimewaan dan mendapat keistimewaan dari Alloh dan Rosulnya.
       Namun tidak lama kemudian, kira-kira enam bulan setelah Rosululloh SAW wafat, ibu tercintanya yaitu Siti Fathimah ra. meninggal dunia. Alangkah sedihnya Al Hasan saat itu, tempat pelariannya untuk mengadu sudah tiada. Jika melihat adik-adiknya yang masih kecil hatinya semakin sedih.Untung tidak lama lagi Imam Ali kw segera menikah dengan Umamah binti Abil Ash , atas wasiat Siti Fathimah ra.
       Bagi Al Hasan dan saudara-saudaranya, Umamah ra bukan orang yang baru dikenalnya, sebab dia adalah putri dari Siti Zainab ra, kakak dari Siti Fathimah ra, yang selama ini sering membantu Siti Fathimah ra dalam mengasuh anak-anaknya.
        Demikian sedikit dari biografi Al Hasan semasa kecilnya. Selanjutnya Sayyidina Hasan ra. dikenal dimasyarakat sebagai seorang pemuda yang berwibawa, yang dihormati dan disegani serta dicintai oleh para Sahabat Rodhiallohu anhum ajmain.
        Beliau Sayyidina Hasan ra. berbudi luhur, rendah hati, dermawan, bijaksana  dan  dalam  sejarah  islam dikenal  sebagai  pemimpin  yang lebih mendahulukan perdamaian dari pada pertumpahan darah. Sehingga sering keputusannya  tidak sefaham dengan orang-orang dekatnya.
          Keistimiwaan dan ketampanan Sayyidina Hasan ra ini, sering membuat para gadis berkeinginan untuk mendampinginya sebagai istri. Bahkan banyak orang tua yang datang ke Sayyidina Hasan ra, untuk menawarkan putri-putrinya agar dinikahi oleh cucu Rosululloh Saw tersebut. Mereka mengharap dengan pernikahan itu, maka akan terjalin dan terhubung keluarganya dengan Rosululloh Saw.    
        Sebagai manusia yang tidak ma’shum dan mungkin ada yang mengatakan sebagai kelemahan Sayyidina Hasan ra, beliau sering mengabulkan permintaan orang-orang tua yang memintanya agar menikahi putrinya. Sampai sampai suatu ketika disaat Imam Ali kw sedang khutbah, beliau meminta kepada orang-orang tua yang mempunyai  putri agar tidak  menikahkan  putrinya dengan Sayyidina Hasan ra. Tapi kenyataannya mereka tetap mengharap agar Sayyidini Hasan ra berkenan mau menikahi putrinya, meskipun hanya satu malam.
         Sayyidina Hasan ra  juga dikenal suka membalas budi orang lain, dikisahkan; Pada suatu hari Sayyidina Hasan ra yang saat itu menaiki keledainya melalui anak-anak dari keluarga pengemis yang suka meminta-minta dijalanan. Mereka sedang makan roti. Ketika Sayyidina Hasan ra. berada didepan mereka, beliau memberikan salam dan merekapun membalas salam beliau. Selanjutnya mereka berkata, mari makan bersama kami hai putra Rosululloh. Mendengar ajakan itu, Sayyidina Hasan ra.segera turun dari kendaraannya kemudian duduk dan makan  bersama mereka. Tak lama setelah makan, karena yang dimakan memang sedikit, maka Sayyidina Hasan ra. mengajak mereka kerumahnya. Sesampainya mereka di rumah Sayyidina Hasan ra, maka semuanya mereka jamu. Bermacam macam makanan beliau keluarkan dalam menjamu tamu tamunya tersebut. Begitu selesai makan, Sayyidina Hasan ra. mengambil beberapa potong pakaian dan diberikannya kepada tamunya. sehingga mereka keluar dari rumah Sayyidina Hasan ra dengan wajah yang berseri-seri, mereka gembira dengan pemberian tersebut.
        Ketika ditanyakan pada beliau mengenai perbuatannya tersebut, Sayyidina Hasan ra menjawab ;  Keutamaan  ada  pada mereka, sebab mereka tidak mempunyai banyak makanan tapi mengajak saya makan. Sedang saya  mempunyai banyak dari apa yang saya berikan. Karenanya saya harus membalas kebaikan seperti itu atau lebih baik.
       Demikian sedikit dari kedermawanan Sayyidina Hasan ra. serta keperdulian beliau kepada orang-orang yang tidak punya.

sumber : http://www.albayyinat.net/talhasan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar